PENDIDIKAN KAMPUNG-KAMPUNG TERPENCIL DI KABUPATEN
MIMIKA
Saminus
beanal (702018401), Mahasiswa FTI UKSW 2018
Secara umum kemajuan Pendidikan
kampung-kampung terpencil di kabupaten Mimika Papua saat ini sangat ketinggal,
ketinggalan Pendidikan dari daerah-terpencil terpencil di Indonesia tersebut
diakibatkan karena berbagai factor salah satunya adalah transportasi yang sulit
dalam menjangkau kampung-kampung yang ada disana dan permasalahan lainnya.
Pendidikan Menurut H. Fuad Ihsan (2005: 1) menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah Usaha manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai
dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan”. Saat ini
pendidikan menjadi hal penting bagi suatu negara dalam menciptakan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan bermartabat. Pendidikan juga menjadi
sebuah keharusan agar kita bisa terus bersaing dalam memasuki revolusi industri
keempat.
Pendidikan menurut wikipedia adalah
pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak.Etimologi kata
pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun,
mengarahkan, atau memimpin” dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun
ke luar”.
Keberadaan pemerintah, PT Freeport, dan
Gereja di tanah Papua, lebih khusus kabupaten Mimika turut membantu banyak
masyarakat kampung-kampung terpencil disana dalam berbagai bidang seperti bidang
Pendidikan,kesehatan,ekonomi dan bidang lainnya.
Perusahaan asal AS (Pt Freeport) ini juga
mengklaim memberikan pendidikan bagi anak-anak di wilayah terpencil di
kabupaten Mimika dan Papua secara umum. Bermitra dengan Lembaga Pengembangan
Masyarakat Amungme dan Komoro (LPMAK), Freeport menyebut memiliki lima sekolah
asrama untuk putra-putri Papua. Sekolah asrama ini bertujuan untuk memberikan
fasilitas akomodasi dan program pengayaan bagi anak usia sekolah dari wilayah
yang terpencil, serta mempersiapkan pusat persemaian calon intelektual dan
pemimpin masyarakat.
Melalui LPMAK, Freeport mendirikan
Asrama Tsinga di kampong Beanekogom, Tsinga. Sedangkan di daerah pesisir pantai
Kabupaten Mimika, tepatnya di Kaokanao, LPMAK mendirikan Asrama Bintang Kejora
Putra dan Putri. Juga ada asrama yang terletak di luar Kabupaten Mimika, yaitu
Asrama Amor putra dan putri di Semarang, Jawa Tengah.
"Asrama yang dikelola Keuskupan
Timika memfokuskan pada pembinaan dan pendidikan siswa Kamoro. Seleksi
dilakukan oleh pengelola dengan bantuan pastor paroki setempat," kata Romo
Gunawan dari Keuskupan Timika, dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat
(5/5).
LPMAK mempercayakan sekolah Asrama Taruna Papua dikelola oleh Yayasan
Mitra Citracendekia Abadi dari Jakarta. Asrama Tsinga dikelola oleh Yayasan
Joronep, sebuah yayasan yang didirikan oleh anak-anak muda Amungme. Asrama
Solus Populi di Timika dan Bintang Kejora (Putra dan Putri) di Kaokanao
dikelola oleh Keuskupan Timika. Sedangkan Asrama Amor, kependekan dari Amungme
dan Kamoro, di Semarang dikelola oleh Yayasan Binterbusih Semarang.
Sekolah Asrama Taruna Papua yang terletak di Timika menerima siswa
penghuni asrama dari tiga kampung orang Amungme di dataran tinggi Mimika, yakni
Tsinga, Aroanop, dan Waa-Banti sejak tahun 2007. Namun sejak tahun 2013, Sekolah
Asrama Taruna Papua juga menerima siswa Amungme dan Kamoro dari Timika dan
sekitarnya. Menurutnya, tantangan utama program asrama adalah pemahaman orang
tua akan fungsi dan peran asrama. Orang tua cenderung memandang asrama sekadar
tempat penitipan anak. Karena itu, LPMAK memandang pentingnya peran untuk
mengedukasi dan melibatkan orang tua dalam pembinaan dan pendidikan anak-anak.
Pendiri Yayasan Mitra Citracendekia Abadi yang mengelola sekolah Taruna
Papua, Lucky Tanubrata mengatakan, pendidikan di daerah terpencil sangatlah
penting. Dengan pendidikan yang layak, maka tingkat keberhasilan dan kesuksesan
juga makin tinggi. "Tingkat keberhasilannya akan tinggi," katanya. Hingga
akhir tahun 2016, jumlah total siswa yang tercatat tinggal di kelima sekolah
asrama tersebut mencapai 756 siswa
Dalam membantu kemajuan Pendidikan di
kabupaten Mimika juga, (Republika.Co.Id, Timika
2017:20.00) Pemerintah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua meminta dukungan dari
gereja-gereja yang mengelola yayasan pendidikan swasta di wilayah itu untuk
ikut membantu pembenahan sektor pendidikan di daerah kampung-kampung terpencil.
Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob
mengatakan, peran serta dan keterlibatan gereja dalam pembangunan bidang
pendidikan di wilayah Papua sudah lama berlangsung bahkan sejak era sebelum
kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Dengan segala keterbatasan sarana transportasi,
fasilitas, dukungan dana dan lainnya pada saat itu, menurut Jhon, gereja
merupakan mitra utama pemerintah untuk menyebarluaskan gerakan pendidikan
sampai di kampung-kampung terpencil dan terisolasi agar generasi muda Papua
bisa menikmati pendidikan.
Kini Sudah
banyak hasil pendidikan pada saat situasi sulit itu yang kini tersebar di
berbagai bidang dan profesi baik di Papua maupun di luar Papua. Orang-orang
yang sukses itu hasil dari gemblengan pendidikan di sekolah-sekolah yayasan di
bawah naungan gereja seperti YPK, YPPK, YPPGI maupun Yayasan Pendidikan Islam
(Yapis) Papua. Jadi, kita tidak pernah menutup mata atau berupaya mengerdilkan
peran penting yayasan pendidikan swasta untuk membangun generasi muda Papua
yang berkualitas," kata John.
Pada saat
ini pemerintah tentu tetap mengharapkan gereja mengambil peran utama dalam
membantu pemerintah mendidik dan mencerdaskan anak-anak bangsa baik yang ada di
kampung-kampung terpencil di Mimka Papua.
"Karena disadari pemerintah belum bisa
menjangkau secara keseluruhan masyarakat yang tinggal di wilayah pedalaman.
Secara
keseluruhan kesimpulannya Pendidikan di Kabupaten Mimika Papua saat ini sudah
maju, namun lebih khusus di daerah terpencil bagian pegunungan dan pesisir
disana belum maju karena berbagai kendala seperti transportasi yang susah baik
di daerah pegunungan maupun daerah pesisir pantai,tenaga pengajar sangat yang
sedikit karena guru-guru yang ditempatkan disana biasanya jarang sekali yang
mengajar,konflik antara OPM dan TNI sehingga menghambat Pendidikan yang
harusnya bias berjalan dengan baik jadi tidak dilaksanakan dan tidak adanya
listrik serta kendala lainnya.
Pemerintah dalam hal ini sebagai wakil
rakyat dan perusahan-perusahan yang beroperasi di Papua harus mendukung penuh
kemajuan Pendidikan di Papua sampai ke kampung-kampung terpencil, agar
anak-anak Papua di kampung-kampung terpencil boleh merasakan dan menikmati
pendidikan yang layak seperti anak-anak lainnya yang bersekolah di daerah
perkotaan.
Daftar Pustaka
• https://www.silabus.web.id/pengertian-pendidikan-dan-makna-pendidikan/
• https://republika.co.id/berita/qeuihw456/wabup-peran-gereja-dibutuhkan-untuk-pendidikan-di-mimika
• https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan
Terima Kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar